Minggu, 05 Juni 2011

BUMI DAN TAQDIRNYA



Malam hening … hanya terdengar disamping kiriku suara printer yg sedang bekerja atas kendaliku, ratusan halaman masih belum selesai dan masih teramat lama, akhirnya kuputus temani dia sambil kumainkan jemari diatas keyboard My lovely Computer.
Baru saja satu baris kalimat kuketik, HP jadul ku berdering nyaring tanda pesan masuk, terbaca oleh ku “hari ini setahun lalu” terhenyak, tersenyum, kecewa, bahagia bercampur baur rasa ini, bergumam hatiku (Matahari jangan kau bakar jiwaku lagi).

Ok dan Ya memang Matahari sangat bermanfaat untuk kehidupan kita, fotosintesanya, sinar ultravioletnya hingga bisa menampilkan nuansa warna pelangi dari pantulan cahayanya, indah memang … aku akui itu, namun aku merasakan sakit, panas, terbakar saat kudekat, kupeluk matahari, yang paling menakutkan lagi yang bisa merusak bumi adalah “Badai Matahari” seperti para astronom serta ahli antariksa prediksikan akan terjadi, namun telah terjadi dalam hidupku… Namun aku selalu bersyukur pada Illahi dan aku yakini takdir-Nya.

Ingatanku tersadar pada kalimat “Kamu adalah Bumi, dimana orang berpijak kamu terinjak, dimana tumbuhan berbuah, binatang berkembang biak, Bumi kamu adalah manfaat untuk khayalak banyak, ikhlas kan takdirmu, jangan murka terhadap pengisimu, jangan biarkan mereka menangis”, inilah yg selalu tegarkan dan sadarkan aku dari angan kosong serta fantasiku …

Eeehm anganku ? mimpi bumi ? haaaah bumi pernah mimpikan raih bintang ? mustahil !!!! jauh tak tergapai, waduh ternyata bumi benar butuhkan matahari tapi bukan untuk didekap erat ? cieeeee ternyata Bumi di dekati Bulan dengan pukauan Purnama yang sejukkan hati Bumi, akhirnya bumi hampiri bulan, apa yang terjadi ? ternyata bulan bohongi Bumi dengan pesona cantik luar jauhnya, dan Bumi menjajakan kakinya di tandus hati rembulan yang penuh dengan lembah keserkahan serta kebohongan (Bopeng).
Walau sempat terlintas Bumi selalu setia di temani bulan yang kelilinginya.

Bumi termenung dia berfikir keras, siapa ? mana ? apa ? dimana ? yang setia pada bumi, menyejukkan tanpa panas menyengat, yang dekat bisa di dekap tanpa keserakahan dan kebohongan ? apakah samudra atau air ? Daratan atau tanah ? gunung ? awan ? langit ?

Begitu banyak Tanya di benak Bumi namun yang pasti bumi ikhlas bersama takdirnya… ….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar